SUBNETTING
Subnetting
Subnetting adalah teknik yang digunakan untuk
memecahkan jaringan menjadi beberapa subjaringan yang lebih kecil. Teknik
subnetting biasanya digunakan untuk memudahkan pengelola jaringan, seperti
sistem dan network administrator dalam bekerja.
Tidak hanya itu, subnetting juga bisa membantu meningkatkan
kinerja dan keamanan jaringan. Sayangnya, subnetting mengambil beberapa
perencanaan dan dapat memakan waktu ketika menjalani prosesnya.
Pengertian Subnetting
Apa yang dimaksud subnetting? Subnetting adalah
proses memecah suatu IP jaringan ke sub jaringan yang lebih kecil yang disebut
“subnet.” Subnetting digunakan untuk memudahkan pengelola jaringan komputer
(system Administrator, Network Administrator, maupun pengguna biasa) dalam
mengelola jaringan, melakukan alokasi IP Address untuk setiap ruangan dan
gedung sesuai dengan kebutuhan. Proses subnetting sendiri dilakukan dengan
menggunakan nilai CIDR.
Lalu, bagaimana proses subnetting? Proses metode
subnetting ini dapat dilakukan pada IP Address kelas A, B, dan C saja. Menurut
buku Pengantar Jaringan Komputer karangan Melwin Syafrizal, IP Address dibagi menjadi beberapa jenis, yakni:
1.
Private IP Address
Jenis IP Address ini digunakan
pada perangkat untuk jaringan berskala lokal yaitu LAN. Maka dari itu, jenis IP
Address ini tidak dikenal pada jaringan internet global.
2.
Public IP Address
Sementara itu, public IP Address
bisa diakses dengan jaringan internet dan bisa dimiliki oleh semua perangkat.
Range IP Private, di antaranya:
·
Kelas A, 10.0.0.0 - 10.255.255.255
·
Kelas B, 172.16.0.0 - 172.31.255.255
·
Kelas C, 192.168.0.0 - 192.168.255.255
Fungsi IP Address ini utamanya untuk menangani koneksi antar perangkat
pengirim dan penerima melalui sebuah jaringan. Dengan adanya IP Address,
perangkat-perangkat tersebut dapat menghubungkan situs web atau layanan lainnya
di internet.
Lebih lanjut, dengan melakukan
teknik subnetting, suatu network dapat menciptakan beberapa network
tambahan. Namun, kondisi tersebut bisa mengurangi jumlah maksimum host yang ada
di dalam setiap network.
CIDR (Classless Inter Domain Routing)
CIDR atau Classless Inter Domain Routing merupakan sebuah
proses sebagai solusi untuk mengefisiensi dalam pengalamatan alokasi IP Address
yang dilakukan pada pengkelasan IP Address yang ada. CIDR juga dapat
memungkinkan IP Address pada suatu kelas dapat menampung jumlah seperti kelas
lainnya apabila dalam implementasinya terdapat penyesuaian atau penambahan host
yang tidak terduga sebelumnya. Berikut adalah table CIDR untuk keperluan
Subnetting :

Tabel 3.1 CIDR Prefix untuk ketiga kelas IP Address
•
Subnetting IP Address Kelas C
Subnetting IP Address kelas C
merupakan kelas subnetting yang paling mudah, karena IP Address kelas C hanya
memiliki Host ID (Alamat Host) pada bagian terakhir IP Addressnya. Contoh IP
Address 192.168.2.1 maka angka 1 pada digit terakhir adalah yang dimaksud
dengan Host ID, sedangkan 3 blok angka sebelumnya adalah Net ID atau Network ID
(Alamat Jaringan).
Langsung ke tahap perhitungannya,
sebagai contoh, kita menganalisa IP Address 192.168.1.0/26 atau dapat ditulis
dengan 192.168.1.0 netmask 255.255.255.192 yang berarti IP Address tersebut
memakai prefix length /26 pada tabel CIDR. Langkah pertama adalah merubah angka
prefix tersebut menjadi 32 bit bilangan biner (IPv4 berjumlah 32 bit), maka
akan menjadi 11111111.11111111.11111111.11000000 (tulis angka 1 sebanyak 26
kali dengan pemisahan 8 digit, kemudian setelah mencapai 26, untuk memenuhi 32
bit maka isi angka 0). Setelah itu rubah 32 bit bilangan biner tersebut kedalam
bentuk decimal, maka akan diperoleh angka 255.255.255.192 . Subnetting sendiri
akan terfokus kedalam 4 hal, diantaranya :
A.
Jumlah Subnet = 2x , dimana x adalah banyaknya
binari 1 pada oktet terakhir subnet mask (2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3
oktet terakhir untuk kelas A). Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet.
B.
Jumlah Host Per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah
adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet.
Jadi jumlah host per subnet adalah 26 – 2 = 62 host.
C.
Blok Subnet = 256 – 192 (nilai oktet terakhir
subnet mask) = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi
subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192
D.
Keterangan Untuk Tiap subnetnya, data atau
alokasi tiap subnet akan disajikan dalam bentuk tabel :
Subnet
|
Subnet |
192.168.1.0 |
192.168.1.64 |
192.168.1.128 |
192.168.1.192 |
|
Host Pertama |
192.168.1.1 |
192.168.1.65 |
192.168.1.129 |
192.168.1.193 |
|
Host Terakhir |
192.168.1.62 |
192.168.1.126 |
192.168.1.190 |
192.168.1.254 |
|
Broadcast |
192.168.1.63 |
192.168.1.127 |
192.168.1.191 |
192.168.1.255 |
Tabel 3.2 Keterangan hasil Subnetting prefix /26
•
Subnetting IP Address Kelas B
Subnetting IP Address kelas B
hampir sama dengan kelas C, hanya saja kelas B memiliki Net ID pada 2 oktet
pertama dan Host ID pada 2 oktet terakhir IP Address. Langsung saja kepada
contoh kasusnya, IP Address 172.16.0.0/18 dirubah menjadi 32 bit bilangan biner
untuk prefixnya menjadi 11111111.11111111.11000000.00000000 lalu dirubah
kedalam bilangan desimal menjadi 255.255.192.0 . dapat dihitung menjadi
beberapa subnet dan host :
A. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada 2 oktet terakhir.
Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet.
B. Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada 2 oktet terakhir. Jadi jumlah host per subnet adalah 214 – 2 = 16.382 host.
C. Blok Subnet = 256 – 192 = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192 .
D. Keterangan Untuk Tiap subnetnya :
|
Subnet |
172.16.0.0 |
172.16.64.0 |
172.16.128.0 |
172.16.192.0 |
|
Host Pertama |
172.16.0.1 |
172.16.64.1 |
172.16.128.1 |
172.16.192.1 |
|
Host Terakhir |
172.16.63.254 |
172.16.127.254 |
172.16.191.254 |
172.16.255.254 |
|
Broadcast |
172.16.63.255 |
172.16.127.255 |
172.16.191.255 |
172.16..255.255 |
Tabel 3.3 Keterangan Hasil Subnetting kelas B prefix /18
•
Subnetting IP Address Kelas A
Selanjutnya untuk Subnetting
kelas A karena peruntukan daya tampung alokasi IP Address yang banyak, maka IP
kelas A memiliki Net ID pada oktet pertama, dan Host ID pada 3 oktet terakhir.
Untuk contoh kasusnya misalkan IP Address 10.0.0.0/16 . maka jika dirubah
menjadi subnet mask 32 bit bilangan biner akan menjadi
11111111.11111111.00000000.00000000
setelah itu dirubah kedalam bentuk desimal akan menjadi 255.255.0.0 dan
hasilnya akan menjadi :
A.
Jumlah Subnet = 28 (perpangkatan 8 adalah jumlah
angka 1 biner diambil dari oktet kedua sampai ke empat) = 256 subnet.
B.
Jumlah Host per Subnet = 216 (perpangkatan 16
merupakan jumlah angka 0 biner diambil dari oktet kedua hingga oktet keempat) –
2 = 65.534 host.
C.
Blok Subnet = 256 – 255 = 1. Jadi subnet
lengkapnya: 0,1,2,3,4, .. 255
D. Keterangan Untuk Tiap Subnetnya :
|
Subnet |
10.0.0.0 |
10.1.0.0 |
… |
10.254.0.0 |
10.255.0.0 |
|
Host Pertama |
10.0.0.1 |
10.1.0.1 |
… |
10.254.0.1 |
10.255.0.1 |
|
Host Terakhir |
10.0.255.254 |
10.1.255.254 |
… |
10.254.255.254 |
10.255.255.254 |
|
Broadcast |
10.0.255.255 |
10.1.255.255 |
… |
10.254.255.255 |
10.255.255.255 |
Tujuan Subnetting
Menurut laman resmi Dinas Komunikasi, Informatika, dan
Persandian Kota Bengkulu, hadirnya teknik subnetting dapat memudahkan seorang network
administrator dalam mengamankan jaringan.
Selain itu, ada beberapa tujuan lain dari teknik subnetting
ini yang perlu untuk diketahui, yaitu:
- Untuk
mengefisienkan pengalamatan (misal untuk jaringan yang hanya mempunyai 10
host, kalau kita menggunakan kelas C saja terdapat 254 – 10 = 244 alamat yang
tidak terpakai).
- Membagi
satu kelas network atas sejumlah subnetwork dengan arti membagi
suatu kelas jaringan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.
- Menempatkan
suatu host, apakah berada dalam satu jaringan atau tidak.
- Untuk
mengatasi masalah perbedaan hardware dengan topologi fisik jaringan.
- Untuk
mengefisienkan alokasi IP Address dalam sebuah jaringan supaya bisa
memaksimalkan penggunaan IP Address.
- Mengatasi
masalah perbedaan hardware dan media fisik yang digunakan dalam
suatu network, karena router IP hanya dapat mengintegrasikan
berbagai network dengan media fisik yang berbeda jika setiap network
memiliki address network yang unik.
- Meningkatkan
security dan mengurangi terjadinya kongesti akibat terlalu
banyaknya host dalam suatu network.
Manfaat dan Fungsi Subnetting
Salah satu fungsi subnetting adalah mengefesienkan alamat
IP. Foto: Unsplash
Setelah mengetahui tujuan dari subnetting, pahami juga
berbagai manfaat dan fungsi subnetting. Menyadur dari buku Jaringan Komputer
karangan Muhammad Yasin Simargolang, berikut informasinya.
1. Mengefesienkan alamat IP
Penghematan alamat IP dilakukan dengan mengalokasikan IP
Address yang terbatas agar lebih efisien. Jika internet terbatas oleh
alamat-alamat di kelas A, B, dan C, tiap network akan memiliki 254,
65.000, atau 16 juta IP Address untuk host devicenya.
Walaupun terdapat banyak network dengan jumlah host
lebih dari 254, hanya sedikit network yang memiliki host sebanyak 65.000
atau 16 juta. Kemudian, network yang memiliki lebih dari 254 device akan
membutuhkan alokasi kelas B dan mungkin akan menghamburkan percuma sekitar 10
ribuan IP Address.
2. Mengurangi traffic jaringan
Subnetting memastikan bahwa traffic yang ditujukan
untuk perangkat dalam subnet tetap berada di subnet itu agar dapat mengurangi
keleletan. Penempatan subnet yang strategis dapat membantu mengurangi beban
jaringan dan lalu lintas rute yang lebih efisien.
Jadi, apa yang terjadi pada jaringan besar tanpa subnet?
Setiap komputer akan melihat paket broadcast dari semua komputer dan
server di jaringan, sehingga switch harus memindahkan semua lalu lintas
ke port yang sesuai. Hal ini menyebabkan peningkatan kelambatan, kinerja
jaringan berkurang, dan waktu respons yang lebih lambat.
Router digunakan untuk memindahkan lalu lintas antara hasil
subnet tanpa lalu lintas siaran atau informasi apa pun yang tidak perlu
diarahkan atau dipindahkan ke subnet lain. Akibatnya, jumlah lalu lintas dalam
setiap subnet berkurang, kemudian kecepatan setiap subnet akan meningkat,
sehingga memudahkan kemacetan jaringan.
3. Meningkatkan keamanan jaringan
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, meningkatkan
keamanan jaringan dapat dilakukan dengan melakukan teknik subnetting.
Memisahkan jaringan menjadi subnet dapat mengontrol aliran lalu lintas
menggunakan ACL, Qos, atau peta rute.
Teknik subnetting juga memungkinkan seseorang untuk
mengidentifikasi ancaman, titik tutup dari masuk, dan targetkan tanggapan
dengan lebih mudah. Jaringan IP Address pun dapat dibagi menggunakan router
untuk menghubungkan subnet melalui konfigurasi ACL pada router dan switch.
4. Mengoptimalkan kinerja dan kecepatan jaringan
Teknik subnetting dapat mengoptimalisasi untuk kinerja
jaringan walaupun sebuah organisasi memiliki ribuan host device,
mengoperasikan semua device tersebut di dalam network ID yang
sama akan memperlambat network.
Cara TCP/IP bekerja dengan mengatur agar komputer dengan
network ID yang sama harus berada physical network yang sama juga. Physical
network memiliki domain broadcast yang sama, artinya sebuah medium network
harus membawa semua traffic untuk network.
Komentar
Posting Komentar